Penulis: Daniel Adi Pratama

  • Mengapa JavaScript Masih Jadi Raja di Dunia Web?

    Bahasa pemrograman paling populer untuk aplikasi interaktif modern


    Pendahuluan

    JavaScript adalah salah satu bahasa pemrograman paling populer di dunia. Hampir setiap website interaktif yang kita gunakan saat ini menggunakan JavaScript di balik layar. Kepopulerannya tidak hanya karena bisa dijalankan di browser, tetapi juga karena ekosistem yang luas dan terus berkembang.


    Isi

    JavaScript awalnya dibuat untuk menambah interaktivitas di halaman web, seperti animasi sederhana dan validasi form. Namun seiring waktu, kemampuannya berkembang pesat. Framework seperti React, Vue, dan Angular mempercepat proses pembuatan UI yang dinamis dan responsif.

    Tidak hanya di sisi front-end, JavaScript juga merambah ke dunia back-end melalui Node.js, memungkinkan developer menjadi full-stack dengan satu bahasa. JavaScript pun masuk ke area mobile dan desktop lewat React Native dan Electron.

    Salah satu kekuatan terbesar JavaScript adalah komunitasnya yang sangat aktif. Library dan tool baru terus bermunculan, sehingga developer memiliki pilihan luas untuk berinovasi.


    Kesimpulan

    JavaScript bukan sekadar “bahasa web”. Ia telah menjadi bahasa serbaguna yang menggerakkan aplikasi modern di berbagai platform. Dengan fleksibilitas dan ekosistem yang solid, JavaScript kemungkinan besar akan tetap memimpin industri pengembangan web untuk waktu yang lama.

  • Perbedaan Antara reverse() dan reversed() di Python

    Memahami perbedaan fundamental dan kapan menggunakan masing-masing fungsi tersebut

    2 mins read · Oct 29, 2025


    Pendahuluan

    Pernahkah kita diminta untuk membalikan urutan dari sebuah larik? Sebagai programmer, kita pasti pernah menghadapai kebutuhan semacam ini. Pada bahasa pemrograman lain seperti C++ dan JavaScript, kita sudah familiar menggunakan fungsi bawaan reverse() untuk membalikkan urutan dari sebuah larik. Fungsi bawaan reverse() ini biasanya mengubah susunan data di dalam larik secara langsung (in-place) tanpa membuat larik baru.

    Python memiliki 2 fungsi bawaan yang sama-sama dapat membalikkan susunan data dalam sebuah List yaitu reverse() dan reversed(). Lalu, apa yang membedakan kedua fungsi ini? apakah hanya berbeda di nama fungsinya saja?

    Catatan: Pada bahasa pemrograman Python, struktur data larik disebut sebagai List.


    Fungsi reverse()

    Fungsi reverse() merupakan fungsi bawaan dari objek List yang dimana fungsi ini akan membalikan urutan data dalam List secara langsung (in-place).

    my_list = [10, 20, 30, 40, 50]
    my_list.reverse()
    print(my_list) # Output: [50, 40, 30, 20, 10]
    Python

    Fungsi reversed()

    Fungsi reversed() memiliki karakteristik yang berbeda dari reverse() . Fungsi ini merupakan fungsi bawaan Python yang dapat digunakan langsung tanpa harus melalui perantara sebuah objek data seperti pada fungsi reverse() di List (yaitu my_list.reverse()).

    Fungsi reversed() mengembalikan sebuah Iterator yang memungkinkan kita melakukan iterasi dari elemen paling belakang hingga ke elemen paling depan, tanpa mengubah susunan data aslinya.

    my_list = [10, 20, 30, 40, 50]
    
    for item in reversed(my_list):
     print(item)
     
    # Output:
    # 50
    # 40
    # 30
    # 20
    # 10
    Python

    Mengonversi Hasil reversed() menjadi List

    Jika ingin menyimpan data List baru yang sudah dalam bentuk terbalik susunannya, kita dapat mengonversinya menjadi List dengan cara seperti ini:

    my_list = [10, 20, 30, 40, 50]
    new_reversed_list = list(reversed(my_list))
    print(new_reversed_list) # Output: [50, 40, 30, 20, 10]
    Python

    Namun, perlu diingat bahwa pembuatan objek List baru memerlukan alokasi memori tambahan untuk menampung List versi terbalik. Hal ini perlu dipertimbangkan jika ukuran dari List asli sangat besar.

    Catatan: Blog ini tidak membahas mengenai pengaplikasian reversed() pada Iterable yang lain seperti Tuple, String, dan Dictionary.


    Kapan menggunakan reverse() atau reversed()?

    Gunakan reverse() jika

    • Ingin mengubah susunan data List secara permanen
    • Bekerja dengan tipe data List saja
    • Tidak memerlukan data List asli yang masih dalam urutan semula

    Kekurangan reverse():

    • Hanya dapat digunakan pada List, tidak dapat digunakan pada Iterable lainnya seperti Tuple dan String
    • Mengubah data List asli secara permanen

    Gunakan reversed() jika

    • Ingin melihat susunan terbalik dari Iterable (List, Tuple, dan String) tanpa mengubah data List asli
    • Tidak ingin mengalokasikan memori tambahan (jika hanya untuk iterasi)
    • Memerlukan fleksibilitas untuk bekerja dengan berbagai tipe Iterable selain List

    Kekurangan reversed():

    • Jika dikonversi menjadi List baru akan memerlukan alokasi memori tambahan

    Catatan: Fungsi reversed() tidak dapat diterapkan pada struktur data Set karena Set tidak mempunyai susunan urutan yang pasti (unordered).


    Kesimpulan

    Kedua fungsi yang sudah dibahas sebelumnya memiliki kegunaan yang berbeda. Fungsi reverse() cocok untuk mengubah List secara permanen, sementara reversed() lebih fleksibel dan cocok untuk iterasi tanpa mengubah susunan data yang asli. Pemilihan fungsi yang tepat tergantung pada kebutuhan spesifik program yang sedang dikembangkan.


  • Halo dunia!

    Selamt datang di WordPress. Ini adalah pos pertama Anda. Sunting atau hapus, kemudian mulai menulis!